Makalah "Ilmu Kalam - Aliran Mu'tazilah" - Akmal - #mpi24
MAKALAH
ILMU KALAM
Tentang
Sejarah, Perkembangan serta Ajaran
Aliran Mu’tazilah
Dosen
Pengampu:
Tgk. Budi
Darmawan, M.Pd
Disusun Oleh:
Akmal
MANAJEMEN
PENDIDIKAN ISLAM SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL-WASHLIYAH
ACEH TENGAH
2025
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum
Wr.Wb
Puji Syukur kita ucapkan Kehadirat Allah S.W.T dengan
ucapan Alhamdulillahi Rabbil Alamin. Yang mana Allah telah memberikan
kesahatan, kelapangan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul “Sejarah, Perkembangan serta Ajaran dari Aliran Mu’tazilah”.
Shalawat beserta salam juga tidak lupa kita kirimkan
kepada Nabiyullah Muhammad S.A.W dengan
Ucapan Allahumma Shalli ala Muhammad wa Ala ali Muhammad. Yang mana
beliau telah membawa kita dari alam jahiliyah ke alam yang penuh dengan ilmu
pengetahuan.
Makalah ini memuat tentang Pendahuluan, Pembahasan,
Penutup dan Daftar Pustaka. Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas Mata
Kuliah Ilmu Kalam.
Kami juga mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang berperan penuh dalam penyusunan
makalah ini. Dengan menggunakan makalah ini semoga kegiatan belajar dalam
memahami materi ini dapat menambah wawasan pengetahuan.
Kami sadar dalam penyusunan makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, maka kami sangat mengharapkan masukan dan kritikan yang
membangun untuk kesempurnaan makalah dimasa akan dating. Mohon maaf jika ada
kesalahan mulai dari penulisan, bahasa maupun kutipan-kutipan yang kurang
berkenan. Semoga makalah ini dapat bermamfaat bagi kita semua.
Takengon,
07 Mei 2025
Akmal
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di dalam perkembangan ilmu pengetahuan Islam,
telah banyak melahirkan pemikiran-pemikiran Intelektual dari kalangan umat
islam, seperti yang kita rasakan saat ini. Namun, perlu juga kita ketahuai hal
ini tercapai berkat adanya beberapa pemahaman yang di miliki oleh umat islam
terdahulu, bahkan pemikiran tersebut terkadang lahir akibat adanya perselisihan
pendapat di kalangan umat islam mengenai ajaran serta kepemimpinan umat islam
itu tersendiri di kala itu. Maka, lahirlah beberapa aliran seperti Aliran
Mu’tazilah.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana
Sejarah Aliran Mu’tazilah?
2. Apa saja
ajaran dari Aliran Mu’tazilah?
3. Apa saja
pengaruh Aliran Mu’tazilah?
4. Siapa
Tokoh yang mendirikan Aliran Mu’tazilah?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui
Sejarah Aliran Mu’tazilah.
2. Mengetahui
ajaran dari Aliran Mu’tazilah.
3. Mengetahui
pengaruh Aliran Mu’tazilah.
4. Mengetahui
Tokoh yang mendirikan Aliran Mu’tazilah.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Aliran Mu’tazilah
Mu’tazilah pertama kali muncul sebagai sebuah
kelompok intelektual di tengah pergeseran politik pasca-peristiwa besar dalam
sejarah Islam, seperti pembunuhan Khalifah Utsman pada tahun 656 M dan
perpecahan besar antara kelompok pendukung Ali dan Mu’awiyah.
Pada awalnya, istilah Mu’tazilah digunakan untuk
menyebut mereka yang mengambil posisi netral dalam perselisihan tersebut, yang
tidak mendukung baik pihak Ali maupun Mu’awiyah.
Namun, pada abad ke-8, aliran ini berkembang menjadi
sebuah mazhab teologi yang dipelopori oleh Wasil bin Atha, seorang murid dari
Hasan al-Basri, yang mendirikan sekolah Mu’tazilah secara teologis.
Mu’tazilah berfokus pada penerapan akal
(rasionalisme) dalam memahami wahyu Tuhan dan permasalahan-permasalahan agama.
Mereka menjadi sangat berpengaruh pada masa pemerintahan Abbasiyah, terutama
pada masa khalifah al-Ma’mun, yang mendukung ajaran Mu’tazilah sebagai ajaran
negara.
Dalam bahasa Arab, "Mu'tazilah" artinya
(keadaan) memisahkan diri. Pada kasus ini, penyematan nama Mu'tazilah berasal
dari kejadian ketika Washil bin Atha' memisahkan diri dari golongan Hasan
Al-Bashri. Lambat laun, Washil bin Atha' mengajarkan pemikirannya hingga
menjadi aliran yang berpengaruh luas dan populer pada masa Dinasti Abbasiyah.
Saking populer dan kuatnya pengaruh aliran
Mu'tazilah, ia menjadi mazhab dan aliran resmi negara pada masa pemerintahan
empat khalifah Abbasiyah. Empat masa pemerintahan tersebut yakni Al-Makmun
(198-218 H), Al-Mu’tashim (218-227 H), Al-Watsiq (227-232 H), dan berakhir pada
masa Al-Mutawakil (234 H).
2.2 Ajaran Utama Aliran Mu’tazilah
Mu’tazilah dikenal dengan lima pokok ajarannya yang
sering disebut sebagai ushul al-khamsah (lima pokok ajaran). Ajaran-ajaran ini
mencakup konsep-konsep penting mengenai teologi, etika, dan kebebasan manusia.
Berikut adalah pembahasan mendalam mengenai ajaran utama Mu’tazilah:
1. At-Tauhid (Ke-Tunggalan Allah)
Salah satu pilar utama dalam pemikiran Mu’tazilah
adalah tauhid yang menekankan keesaan Allah, namun dengan penekanan yang
berbeda dari pandangan tradisional. Menurut Mu’tazilah, Allah tidak memiliki
sifat-sifat yang terpisah dari Zat-Nya.
Mereka menolak segala bentuk antropomorfisme, yaitu
menyamakan sifat Allah dengan makhluk-Nya, seperti gambaran yang terdapat dalam
beberapa teks agama lain. Selain itu, mereka juga berpendapat bahwa Al-Qur’an
adalah ciptaan Allah dan bukan bagian dari Zat-Nya, sehingga Al-Qur’an dianggap
sebagai makhluk yang diciptakan oleh Tuhan.
2. Al-‘Adl (Keadilan Tuhan)
Bagi Mu’tazilah, keadilan Tuhan adalah ajaran yang
sangat fundamental. Mereka menekankan bahwa Allah tidak mungkin melakukan
kejahatan atau membiarkan ketidakadilan terjadi.
Dalam pandangan mereka, segala kejahatan dan
penderitaan yang terjadi di dunia bukanlah hasil dari kehendak Allah, melainkan
akibat dari kebebasan kehendak manusia itu sendiri. Dengan demikian, setiap
individu memiliki tanggung jawab penuh atas perbuatannya.
Ini mengarah pada pandangan bahwa takdir atau nasib
bukanlah hal yang mutlak, tetapi merupakan hasil dari pilihan bebas manusia.
3. Al-Manzilah Baina Al-Manzilatain
(Posisi di Antara Dua Posisi)
Salah satu ajaran paling terkenal dari Mu’tazilah
adalah konsep Al-Manzilah Baina Al-Manzilatain, yang menyatakan bahwa seorang
Muslim yang melakukan dosa besar tidak bisa digolongkan sebagai mukmin atau
kafir. Mereka berada di antara dua status tersebut, yaitu fasik (orang yang
melakukan dosa besar).
Ini adalah posisi netral yang diambil oleh
Mu’tazilah untuk menyelesaikan perdebatan antara Khawarij, yang menganggap
pelaku dosa besar sebagai kafir, dan Murjiah, yang memandangnya tetap sebagai
mukmin.
4. Al-Wa’d wa al-Wa’id (Janji dan
Ancaman)
Mu’tazilah percaya bahwa Allah akan menepati
janji-Nya kepada orang-orang yang berbuat baik, dengan memberikan pahala, serta
memberikan siksa kepada mereka yang berbuat jahat.
Konsep ini menekankan pentingnya akuntabilitas
individu dalam tindakan moral.
Mereka menegaskan bahwa jika Allah menjanjikan
pahala bagi orang yang berbuat kebaikan, maka janji tersebut tidak boleh dilanggar,
begitu pula dengan ancaman siksa bagi orang yang berbuat dosa.
5. Al-Amr
Bil Ma’ruf wa al-Nahy Anil Munkar (Menyeru kepada Kebaikan dan Melarang dari
Kemungkaran)
Konsep ini mengajarkan bahwa umat Islam wajib
menyeru kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran.
Pada masa pemerintahan Abbasiyah, ajaran ini
diterapkan dengan sangat ketat oleh para penguasa, yang menyebabkan Mu’tazilah
berperan dalam mengontrol perilaku sosial masyarakat melalui pengawasan ketat
terhadap ajaran agama dan kebijakan publik.
2.3 Pengaruh dan Kontroversi
Mu’tazilah
Meskipun aliran Mu’tazilah pernah mencapai puncak
kejayaannya pada masa pemerintahan Abbasiyah, pengaruhnya mulai menurun setelah
khalifah al-Mutawakkil berkuasa dan beralih mendukung aliran Sunni tradisional.
Setelah itu, ajaran-ajaran Mu’tazilah secara
bertahap digantikan oleh pemikiran-pemikiran lain, terutama dari kalangan
Asy’ariyah dan Maturidiyah.
Namun, meskipun aliran ini tidak lagi dominan,
banyak konsep yang mereka kembangkan, terutama dalam bidang filsafat dan
teologi rasional, tetap memberi pengaruh dalam perkembangan pemikiran Islam.
Di samping daripada itu, warisan intelektual lainnya
seperti:
a. Menyusun
sistem teologi rasional yang sistematis
b. Mendorong
perkembangan filsafat Islam dan logika
c. Membuka ruang
bagi debat ilmiah dalam kajian keislaman
d. Mempengaruhi
tokoh-tokoh pemikir besar seperti al-Kindi dan Ibn Sina
Di era modern, pemikiran Mu’tazilah kembali
mendapatkan perhatian dari kalangan intelektual Muslim progresif yang mencoba
menafsirkan Islam secara rasional dan kontekstual, terutama dalam isu-isu
sosial, HAM, dan demokrasi.
2.4 Tokoh-Tokoh Penting dalam
Mu’tazilah
Beberapa tokoh besar yang dikenal sebagai pendiri
dan pengembang ajaran Mu’tazilah antara lain:
a. Washil
bin 'Atha
Washil bin 'Atha adalah pendiri awal aliran ini,
yang merumuskan prinsip al-manzilah baina al-manzilatain.
b. Amr
bin Ubaid
Amr bin Ubaid melanjutkan perjuangan Washil dan
memperkuat posisi rasionalisme dalam teologi.
c. Abu
al-Hudzail al-‘Allaf
Abu al-Hudzail al-‘Allaf adalah Filsuf dan teolog
besar yang memperdalam aspek logika dan argumen rasional.
d. Al-Jahiz
-Jahiz merupakan sastrawan dan pemikir Mu’tazilah
yang memadukan sastra dengan teologi.
e. Al-Qadhi
‘Abd al-Jabbar
Al-Qadhi ‘Abd al-Jabbar ialah tokoh penting yang menyusun
doktrin Mu’tazilah secara sistematis.
BAB III
PENUTUP
a.
Kesimpulan
Berdasarkan paparan
makalah di atas dapat di simpulkan sebagai berikut:
1. Aliran Mu’tazilah adalah
sebuah aliran yang di bawa oleh Washil
bin 'Atha
2. Ajaran aliran Mu’tazilah ada 5 yaitu: At-Tauhid, Al-‘Adl, Al-Manzilah
Baina Al-Manzilatain, Al-Wa’d wa al-Wa’id, dan Al-Amr Bil Ma’ruf wa al-Nahy
Anil Munkar.
3. Aliran Mu’tazilah banyak memberikan pemikiran
umat islam tentang filsafat islam dan logika. Serta
4. Sebagai cara untuk menafsirkan isu-isu modern
seperti HAM dan Demokrasi.
1.2
Saran
Adapun saran untuk penulis dan
pembaca makalah ini, yaitu:
1. Membaca
lebih banyak lagi tentang Buku-buku yang membahas tentang Sejarah,
Perkembangan, Tokoh hingga ajaran Aliran Mu’tazilah.
2. Mengikuti
kajian yang mendalam tentang Topik ini.
3. Mencari
informasi yang terpercaya baik itu dari Media Cetak serta Media Elektronik.
DAFTAR PUSTAKA
Aliran
Mu’tazilah: Sejarah, Doktrin, Kontroversi, dan Warisan Intelektual dalam Islam
- Kepoin Hikmah (Di akses 07 Mei
2025).
Sejarah
Mu'tazilah: Perkembangan, Tokoh, dan Doktrin Ajarannya (Di akses 0 Mei
2025).
Aliran
Mu’tazilah: Pemikiran, Ajaran, dan Peranannya dalam Sejarah Islam – Universitas
Islam An Nur Lampung (Di Akses 07 Mei 2025).
Post a Comment for "Makalah "Ilmu Kalam - Aliran Mu'tazilah" - Akmal - #mpi24"