Makalah "Manusia Sebagai Makhluk Individu, Sosial dan Kepentingannya Serta Interaksi Sosial - Ilmu Budaya Dasar" - Akmal - #mpi24
MAKALAH
ILMU BUDAYA DASAR
Tentang
Manusia
Sebagai Makhluk Individu, Sosial dan Kepentingannya
Serta
Interaksi Sosial
Disusun Oleh:
Akmal
MANAJEMEN
PENDIDIKAN ISLAM SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL-WASHLIYAH
ACEH TENGAH
2025
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji Syukur kita ucapkan Kehadirat Allah S.W.T dengan ucapan Alhamdulillahi Rabbil Alamin. Yang mana Allah telah memberikan kesahatan, kelapangan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Manusia Sebagai Makhluk Individu, Sosial dan Kepentingannya Serta Interaksi Sosial”.
Shalawat beserta salam
juga tidak lupa kita kirimkan kepada Nabiyullah Muhammad S.A.W dengan Ucapan Allahumma Shalli ala
Muhammad wa Ala ali Muhammad. Yang mana beliau telah membawa kita dari alam
jahiliyah ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Makalah ini memuat
tentang Pendahuluan, Pembahasan, Penutup dan Daftar Pustaka. Makalah ini kami
buat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ilmu Budaya Dasar.
Kami juga mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang berperan penuh dalam
penyusunan makalah ini. Dengan menggunakan makalah ini semoga kegiatan belajar
dalam memahami materi ini dapat menambah wawasan pengetahuan.
Kami sadar dalam
penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka kami sangat
mengharapkan masukan dan kritikan yang membangun untuk kesempurnaan makalah
dimasa akan dating. Mohon maaf jika ada kesalahan mulai dari penulisan, bahasa
maupun kutipan-kutipan yang kurang berkenan. Semoga makalah ini dapat
bermamfaat bagi kita semua.
Takengon,
20 April 2025
Akmal
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang
di maksud dengan Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Sosial?
2. Apa Fungsi
Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Sosial?
3. Apa Saja
Dinamika Interaksi Sosial?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui
maksud dari Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Sosial.
2. Mengetahui
Fungsi Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Sosial.
3. Mengetahui
Dinamika Interaksi Sosial.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hakikat Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Sosial
1. Hakikat Manusia
Hakikat manusia adalah seperangkat gagasan atau konsep yang mendasar tentang manusia dan makna eksistensi manusia di dunia. Pengertian hakikat manusia berkenaan dengan “prinsip adanya” (principe de’etre) manusia. Dengan kata lain, pengertian hakikat manusia adalah seperangkat gagasan tentang “sesuatu yang olehnya” manusia memiliki karakteristik khas yang memiliki sesuatu martabat khusus” (Louis Leahy, 1985).
Aspek-aspek hakikat manusia, antara lain berkenaan dengan asal-usulnya (contoh: manusia sebagai makhluk Tuhan), struktur metafisikanya (contoh: manusia sebagai kesatuan badan-ruh), serta karakteristik dan makna eksistensi manusia di dunia (contoh: manusia sebagai makhluk individual, sebagai makhluk sosial, sebagai makhluk berbudaya, sebagai makhluk susila, dan sebagai makhluk beragama).
Dalam
menelaah hakikat hidup dan kehidupan, telah berkembang berbagai teori tentang
terjadinya kehidupan. Teori-teori itu meliputi teori generasi spontan, teori
penciptaan khusus, teori kosmozoik, dan teori naturalistik (Storer, Usinger,
1957: 206 – 206).
1. Teori Generasi Spontan
Teori generasi spontan berkembang atas dasar “keyakinan” bahwa kehidupan secara berulang dan spontan berasal dari bahan-bahan tak hidup (from noliving materials by spontaneous generation). Secara spontan, tanpa sesuatu sebab apa pun, kehidupan tersebut terjadi.
Berdasarkan bukti percobaan-percobaan yang telah dilakukan, teori atau “keyakinan” tersebut sukar diterima. Dari percobaan yang telah dilakukan, dari bahan – bahan yang tak bernyawa sama sekali tidak dapat dihasilkan makhluk hidup.
2. Teori Penciptaan Khusus
Teori penciptaan khusus dilandasi oleh kepercayaan orang – orang primitive bahwa “hidup dan kehidupan diciptakan oleh kekuatan supernatural”. Penciptaan tersebut terjadi, baik hanya satu kali maupun berulang – ulang dengan interval tertentu melalui spesies yang terpisah – pisah. Kepercayaan atas penciptaan khusus ini hanya berkembang sangat terbatas pada kelompok orang yang pemikirannya masih sederhana.
3. Teori Kosmozoik
Menurut teori kosmozoik, protoplasma dalam bentuk unsur kehidupan yang sangat sederhana, “mungkin” telah sampai ke planet bumi secara kebetulan berasal dari sumber di alam raya atau ruang angkasa. Dari peristiwa ini, berkembaglah kehidupan di muka bumi ini.
4. Teori Naturalistik
Menurut teori naturalistic, secara bertahap
kehidupan itu terjadi setelah suasana lingkungan membentuk habitat dengan
segala unsurnya. Kemudian, makhluk hidup secara bertahap pula, dan
berkesinambungan berkembang mulai dari yang paling sederhana sampai ke yang
paling kompleks – sempurna seperti yang kita saksikan dewasa ini.
2. Manusia sebagai Individu
Manusia sebagai individu merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, memiliki perbedaan yang membuatnya unik dan memiliki otonomi. Manusia terdiri atas dua subsistem, yaitu subsistem jasmani dan subsistem rohani, yang tidak dapat dipisahkan.
Secara biologis, manusia memiliki keutuhan fisik yang sama dengan makhluk hewan tingkat tinggi, tetapi secara psikologis, manusia sangat berbeda. Manusia dilengkapi dengan potensi psikologis yang unik yang berkembang dan dapat dikembangkan, menjadikannya unik di antara makhluk lainnya.
Pada perjalanan hidup sampai umur kematangan tertentu, seorang manusia (individu) akan menjadi pribadi, yaitu individu yang dilengkapi kepribadian.
Kepribadian adalah keseluruhan perilaku individu yang merupakan hasil interaksi antara potensi-potensi biopsikofisikal (fisik dan psikis) sejak lahir dengan rangkaian situasi lingkungan, yang terungkap pada tindakan dan perbuatan serta reaksi mental psikologisnya, jika mendapat rangsangan dari lingkungan.
Seorang individu merupakan hasil dari perpaduan antara faktor genotipe dan fenotipe. Faktor genotipe mencakup warisan genetik yang dimiliki individu sejak lahir, sementara fenotipe mencakup sifat, karakter, atau kualitas yang dipengaruhi oleh lingkungan, baik itu lingkungan sosial dan budaya maupun lingkungan alam. Sebagai individu, manusia adalah kesatuan yang tidak dapat dipisahkan antara aspek fisik dan rohaninya.
Setiap manusia memiliki perbedaan yang membuatnya unik, mulai
dari postur tubuh, kemampuan berpikir, minat dan bakat, hingga dunianya dan
cita-citanya. Setiap individu memiliki pengalaman hidupnya sendiri dan tujuan
hidup yang unik pula.
3. Manusia sebagai Makhluk Sosial
Kata sosial berasal dari bahasa inggris yaitu society asal kata socius yang berarti kawan. Selanjutnya yang dimaksud dengan sosial adalah segala sesuatu mengenai masyarakat dan kemasyarakatan.
Sedangkan, menurut Soedjono Soekanto, sosial adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama karena saling berhubungan di antara mereka secara timbal balik dan saling mempengaruhi.
Dalam keluarga, terjadi proses “sosialisasi” yaitu proses pengintegrasian individu ke dalam kelompok sebagai anggota kelompok yang memberikan landasan sebagai makhluk social.
Keluarga merupakan “Lembaga Pendidikan” bagi individu yang membawanya ke dalam suasana yang makin mandiri. Keluarga merupakan lembaga yang sangat bermakna dalam menciptakan serta membina individu menjadi makhluk sosial.
Setiap individu berada dalam konteks sosial yang dikenal sebagai masyarakat. Masyarakat adalah sekelompok manusia yang terhubung satu sama lain, memiliki kesinambungan yang relatif lama, dan didasarkan pada perhatian dan tujuan bersama.
Baik
sebagai individu maupun sebagai bagian dari masyarakat, manusia diharapkan
memiliki semangat “kewiraan” yang mencakup keberanian, kejujuran, disiplin, dan
tanggung jawab[1].
2.2 Fungsi dan Peran Manusia sebagai Makhluk Individu dan Sosial
Dalam Buku yang di tulis oleh Dr.H.Aep Saipulloh, M.Si dkk yang
berjudul Ilmu Sosial Budaya Dasar “Dasar-dasar pengetahuan sosial dan
Konsep-konsep Budaya” pada halaman 53 s/d 57 menjelaskan sebagai berikut:
1. Fungsi Manusia sebagai Makhluk individu
Manusia sebagai mahkluk individu mempunyai fungsi sebagai berikut:
a. Mengetahui karakteristik yang khas dari seseorang. Setiap manusia memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri, tidak ada manusia yang persis sama. Dari sekian banyak manusia, ternyata masing-masing memiliki keunikan tersendiri.
b. Makhluk individu membutuhkan Lingkungan sosial, merujuk pada lingkungan di mana seorang individu melakukan interaksi sosial. Kita melakukan interaksi sosial dengan anggota keluarga, dengan teman, dan kelompok sosial yang lebih besar.
c. Menempatkan dirinya sendiri pada segala situasi serta aspek dalam kehidupan mereka.
d. Makhluk individu mampu menyeimbangkan dan menyelaraskan antara diri mereka sendiri dengan lingkungan sekitar. Adakalanya makhluk individu mempunyai privasi masing-masing dalam kehidupan mereka, sehingga makhluk individu tidak luput dengan sesuatu yg berlebihan (seperti sombong, tidak suka bergaul, egois, bahkan ada juga yang menganggap mereka tidak peduli dengan apa yang terjadi disekitar. Oleh karena itu, makhluk individu bisa atau mampu menyeimbangkan masalah-masalah yang dihadapi dalam bermasyarakat dan mampu bagaimana cara makhluk individu bersikap dalam aspek kehidupan yang berbeda-beda sehingga kita dapat menempatkan diri pada situasi apapun yang akan kita hadapi
e. Menerapkan ilmu budaya dasar
dalam kehidupan kita sebagai makhluk individu, yaitu peran ilmu budaya dasar
dalam hati kecil kita,
pada saat kita dihadapkan pada
pilihan-pilihan yang seringkali membimbangkan kita ini sangat penting dalam
mengambil keputusan-keputusan dalam hidup kita.
2. Fungsi Manusia sebagai Makhluk Sosial
Seorang individu dengan individu lain dalam perkembangan sosialnya merupakan satu komponen yang saling ketergantungan dan membutuhkan. Sehingga peran manusia sebagai makhluk sosial tersebut sangat menentukan komunikasi/interaksi yang terjadi di dalam masyarakat. Interaksi sosial tersebut merupakan hubungan timbal balik saling mempengaruhi antara individu, kelompok sosial, serta masyarakat. Selain itu, interaksi sosial merupakan proses di mana orang-orang yang berkomunikasi tersebut dapat saling mempengaruhi dalam pikiran maupun tindakan.
a. Terpenuhinya kebutuhan jasmaniah, manusia juga hidup bersama dalam memenuhi kebutuhan rohani.
Secara kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk
bermasyarakat, ia juga di anugrahi akal pikiran yang berkembang serta dapat
dikembangkan. Sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan
manusia lainnya. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada
diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan
orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak
hidup di tengah-tengah manusia. Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak
mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa
menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan
seluruh potensi kemanusiaannya.
b. Terbentuknya konsep diri (jati diri) seorang individu
Manusia mempunyai perasaaan emosional yang ingin diungkapkan kepada orang lain dan mendapat tanggapan emosional dari orang lain pula. Manusia memerlukan pengertian, kasih sayang, harga diri pengakuan, dan berbagai rasa emosional lainnya. Tanggapan emosional tersebut hanya dapat diperoleh apabila manusia berhubungan dan berinteraksi dengan orang lain dalam suatu tatanan kehidupan bermasyarakat. Dalam proses interaksi, sering kali antar manusia mempunyai kecenderungan sosial untuk meniru orang lain dalam suatu proses interaksi sosial yang berguna untuk membentuk konsep diri (jati diri) manusia tersebut.
Menurut Freud bahwa super-ego pribadi manusia sudah mulai dibentuk ketika ia berumur 5-6 tahun dan perkembangan super-ego tersebut berlangsung terus menerus selama ia hidup. Super-ego yang terdiri atas hati nurani, norma-norma, dan cita-cita pribadi itu tidak mungkin terbentuk dan berkembang tanpa manusia itu bergaul dengan manusia lainnya, sehingga sudah jelas bahwa tanpa pergaulan sosial itu manusia itu tidak dapat berkembang sebagai manusia seutuhnya. Cooley juga menjelaskan bahwa konsep diri (self-concept) seseorang berkembang melalui interaksinya dengan orang lain. Diri yang berkembang melalui interaksi dengan orang lain ini oleh Cooley diberi nama looking-glass self dimana terdapat tiga tahap di dalamnya. Tahap pertama seseorang mempunyai persepsi mengenai pandangan orang lain terhadapnya. Pada tahap berikut seseorang mempunyai persepsi mengenai penilaian orang lain terhadap penampilannya. Pada tahap ketiga seseorang mempunyai perasaan terhadap apa yang dirasakannya sebagai penilaian orang lain terhadapnya itu.
c. Pergaulan sosial dan silaturrahmi dapat menumbuhkan rasa indah dalam kehidupan serta menimbulkan suasana dinamis.
Manusia memiliki tabiat suka kerjasama dan bersaing sekaligus. Jika dalam bekerjasama dan bersaing mereka berlaku fair (terbuka) maka harmoni sosial akan tercipta dan apabila mereka bersaing secara tidak fair (tertutup) maka konflik antar manusia bisa terjadi. Namun pada dasarnya, sebagai makhluk sosial manusia merindukan harmoni sosial (perdamaian) walaupun sering kali konflik selalu ada.
d. Berkembangnya perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan serta kegotong royongan.
Hidup dalam hubungan antaraksi dan interdependensi itu
mengandung konsekuensi-konsekuensi sosial baik dalam arti positif maupun
negatif. Keadaan positif dan negatif ini adalah perwujudan dari
nilai-nilai sekaligus watak manusia bahkan pertentangan yang diakibatkan oleh interaksi antarindividu. Tiap-tiap pribadi harus rela mengorbankan hak-hak pribadi demi kepentingan bersama, sehingga sangat dibutuhkan sikap dan suasana kekeluargaan serta gotong royong
e. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah masyarakat sehingga ia menjadi pribadi yang semakin baik.
Dalam berhubungan dan berinteraksi, manusia memiliki sifat yang
khas yang dapat menjadikannya lebih baik. Kegiatan mendidik merupakan salah
satu sifat yang khas yang dimiliki oleh manusia. Imanuel Kant mengatakan,
"manusia hanya dapat menjadi manusia karena pendidikan". Jadi jika
manusia tidak dididik maka ia tidak akan menjadi manusia dalam arti yang
sebenarnya. Hal ini telah terkenal luas dan dibenarkan oleh hasil penelitian
terhadap anak terlantar, Hal tersebut memberi penekanan bahwa pendidikan
memberikan kontribusi bagi pembentukan pribadi seseorang.
3. Perananan Manusia sebagai Makhluk Individu
Berdasarkan sifat kodrat manusia sebagai individu, yang dapat
diketahui bahwa manusia memilki harkat dan martabat yang mempunyai hak-hak
dasar, dimana setiap manusiamemilik potensi diri yang khas, dan setiap manusia
memiliki kepentingan untuk memenuhi kebutuhan dirinya
Sebagai makhluk individu manusia mengwujudkan hal-hal sebagai berikut: berperan untuk
a. Menjaga dan mempertahankan harkat dan martabatnya
b. Mengupaya terpenuhinya hak-hak dasarnya sebagai manusia
c. Merealisasikan segenap potensi diri baik sisi jasmani maupun rohani
d. Memenuhi kebutuhan dan
kepentingan diri demi kesejahteraan hidupnya.
4. Peranan Manusia sebagai Makhluk Sosial
Manusia sebagai pribadi adalah berhakikat sosial.Artinya akan senantiasa dan selalu berhubungan dengan orang lain. Sebagai makhluk sosial manusia terhadap norma-norma sosial yang tumbuh sebagai patokan dalam bertingkah laku manusia dalam kelompok, norma-norma yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Norma agama atau religi,
yaitu norma yang bersumber dan Tuhan untuk umat-Nya
b. Norma kesusilaan atau moral,
yaitu yang bersumber ari hati nurani manusia untuk mengajakan kebaikan dan
menjahui keburukan
c. Norma Kesopanan atau adat,
yaitu yang bersumber dari masyarakat atau dari lingkungan masyarakat yang
bersangkutan
d. Norma hukum, yaitu norma
yang dibuat masyarakat secara resmi yang pemerlakuannya dapat dipaksa.
Berdasarkan hal diatas maka manusia sebagai makhluk sosial
memiliki implikasip-implikasi sebagai berikut.
a. Kesadaran akan
ketidakberdayaan bila manusia seorang diri
b. Kesadaran untuk senatiasa
dan harus berinteraksi dengan orang lain
c. Penghargaan akan hak-hak orang
lain
d. Ketaatan terhadap
norma-norma yang berlaku
Keberadaan manusia sebagai makhluk sosial menjadiakan manusia melakukan peran-peran sebagai berikut:
a. Melakukan
interaksi dengan manusia lain atau kelompok
b. Membentuk
kelompok-kelompok sosial
c. Menciptakan
norma-norma sisial sebagai pengaturan tata tertib kehidupan kelompok[2].
2.3 Dinamika Interaksi Sosial
A. Pengertian
Interaksi Sosial dan Dinamika Sosial
Interaksi sosial adalah hubungan dan pengaruh timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok. Melalui interaksi akan terjadi perubahan-perubahan yang memungkinkan terbentuknya halhal baru sehingga dinamika masyarakat menjadi hidup dan dinamis.Oleh karena itu, interaksi sosial merupakan dasar terbentuknya dinamika sosial yang ada di masyarakat.
Dinamika sosial diartikan sebagai keseluruhan perubahan dari
seluruh komponen masyarakat dari waktu ke waktu.Keterkaitannya dengan interaksi
adalah interaksi mendorong terbentuknya suatu gerak keseluruhan antara komponen
masyarakat yang akhirnya menimbulkan perubahan-perubahan dalam masyarakat baik
secara progresif ataupun retrogresif. Wujud konkret dari dinamika sosial antara
lain perubahan jumlah penduduk, perubahan kualitas penduduk, perubahan struktur
pemerintahan, perubahan mata pencaharian, perubahan komposisi penduduk, dan
lain-lain.
B. Faktor-faktor
Pendorong Interaksi sosial
Secara umum, ada enam faktor yang mendorong terjadinya interaksi sosial, antara lain imitasi, sugesti, identifikasi, simpati, empati, dan motivasi. Keenam faktor pendorong tersebut akan kita bahas satu persatu.
1. Imitasi
Proses belajar seseorang dengan cara meniru atau mengikuti perilaku orang lain. Dalam hal ini bukan hanya sikap yang ditiru namun penampilan (performance), tingkah laku (behaviour), maupun gaya hidup (life style), bahkan apa saja yang dimiliki orang tersebut.
2. Sugesti
Pemberian pengaruh pandangan seseorang kepada orang lain dengan cara tertentu, sehingga orang tersebut mengikuti pandangan/ pengaruh tersebut tanpa berpikir panjang.
3. Identifikasi
kecenderungan atau keinginan-keinginan dalam diri seseorang untuk menyamakan dirinya dengan pihak lain. Identifikasi bersifat lebih mendalam daripada imitasi dan sugesti
4. Simpati
Proses di mana seseorang merasa tertarikkepada pihak lain. Di dalam proses ini perasaan seseorang memegangperanan yang sangat penting. Proses simpati akan dapat berkembangjika terdapat saling pengertian pada kedua belah pihak.
5. Empati
Rasa empati merupakan rasa haru ketika seseorang melihat orang lain mengalami sesuatu yang menarik perhatian. Empati merupakan kelanjutan rasa simpati yang berupa perbuatan nyata untuk mewujudkan rasa simpatinya.
6. Motivasi
Merupakan dorongan yang mendasari
seseorang untuk melakukan perbuatan berdasarkan pertimbangan rasionalistis.
Motivasi dalam diri seseorang dapat muncul disebabkan faktor atau pengaruh dari
orang lain sehingga individu melakukan kontak dengan orang lain.
C. Syarat-syarat terjadinya interaksi sosial
Ada dua syarat yang harus dipenuhi bila suatu peristiwa dinamakan sebagai interaksi sosial. Syarat tersebut yaitu adanya kontak sosial dan komunikasi sosial.
1. Kontak sosial
Kontak merupakan tahap permulaan dari terjadinya interaksi sosial.
Kontak sosla dapat diartiken sebagai proses pertemuan. Kontak sosial dibagi
dalam 3 bentuk.
a. antara orang-perorangan,
b. antara orang-perorangan
dengan suatu kelompok manusia atau sebaliknya,
c. antara suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya.
Kontak Sosial dapat bersifat primer dan sekunder.
a. Kontak Sosial Primer adalah
kontak yang dilakukan dengan mengadakan hubungan langsung. Contohnya kontak
sosial primer adalah tersenyum, berjabat tangan, dan bertatap muka.
b. Kontak Sosial Sekunder
adalah kontak sosial yang dilakukan melalui perantara atau penghubung. Kontak Sekunder terdiri atas kontak sekunder
langsung dan kontak sekunder tidak langsung
· Kontak Sekunder Langsung,
yaitu kontak yang dilakukan dengan bantuan alat tertentu, seperti telepon,
televisi, dan surat.
· Kontak Sekunder Tidak Langsung yaitu, kontak yang dilakukan dengan bantuan pihak lain atau orang ketiga. Misalnya, Agus menitip Salam kepada antik melalui perantara Anik.
2. Komunikasi
Komunikasi terjadi kalau
seseorang memberi arti pada perlakuan orang lain dengan menyampaikan suatu
perasaan. Orang yang bersangkutan lalu menerima dan memberi reaksi terhadap
perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Pentingnya kontak dan
komunikasi, yaitu untuk terwujudnya interaksi sosial dan dapat diuj iterhadap
suatu kehidupan terasing (isolation). Adanya kehidupan terasing yang sempurna
terjadi, kalau ditandai dengan ketidakmampuan untuk mengadakan interaksi sosial
dengan pihak-pihak lain.
D. Perubahan Sosial
sebagai Pendorong Dinamika Kehidupan Sosial
Menurut Selo Soemardjan (1974), perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat yang memengaruhi sistem sosialnya termasuk nilai, sikap-sikap dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
Perubahan-perubahan sosial dapat bersifat progress dan regress. Progress merupakan perubahan sosial yang membawa kemajuan terhadap masyarakat di mana kesejahteraan masyarakat meningkat. Perubahan yang bersifat progress dapat berupa planned progress serta unplanned progress. Planned progress berarti kemajuan yang sengaja direncanakan dan dilakukan oleh masyarakat. Misalnya, program KB, program listrik masuk desa, program intensifikasi pertanian, pembangunan jalur transportasi, perluasan jaringan telekomunikasi, dan lainlain. Sedangkan unplanned progress menunjuk pada adanya kemajuan yang tidak direncanakan sebelumnya oleh masyarakat. Misalnya, meningkatnya kesuburan lahan pertanian karena lava yang dimuntahkan gunung berapi saat meletus.
Adapun perubahan sosial yang
bersifat regress adalah perubahan sosial yang membawa kemunduran terhadap
masyarakat. Misalnya peperangan, pemberontakan, konflik yang menimbulkan
jatuhnya korban jiwa
E. Faktor-Faktor
Penyebab Perubahan Sosial
Faktor-faktor penyebab perubahan sosial dibadi menjadi dua,
yaitu faktor yang berasal dari dalam (endogen), dan faktor yang berasal dari
luar (eksogen). Kedua faktor ini sangat mempengaruhi terjadinya perubahan sosial
di masyarakat.
a. Faktor-Faktor Endogen,
merupakan faktor-faktor yang berasal dari dalam masyarakat, meliputi :
· Bertambah dan Berkurangnya
Jumlah Penduduk
· Penemuan-Penemuan Baru
(Inovasi)
· Konflik dalam Masyarakat Revolusi
b. Faktor-faktor eksogen,
merupakan faktor-faktor yang berasal dariluar masyarakat yang bisa mendorong
terjadinya perubahan sosial. Faktor-faktor tersebut antara lain:
· Pengaruh Kebudayaan
Masyarakat Lain
· Peperangan
· Kondisi Alam yang Berubah
F. Bentuk-bentuk
interaksi sosial
Bentuk-bentuk interaksi sosial
berdasarkan arah hubungannya di bagi menjadi dua, yaitu yang mengarah pada
keteratudan (asosiatif) dan yang mengarah pada perpecahan (disosiatif)
1. Proses asosiatif (pola
interaksi yang mampu membentuk keteraturan sosial)
a. Kerja sama (cooperation),
yaitu suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk
mencapai satu atau beberapa tujuan bersama. Sehubungan dengan pelaksanaannya,
terdapat empat bentuk kerja sama, yaitu:
· Bergaining (tawar-menawar)
yaitu pelaksanaanperjanjian mengenai pertukaran barang dan jasaantara dua
organisasi atau lebih.
· Cooptation (kooptasi) yaitu
proses penerimaan.Unsur-unsur baru oleh pemimpin atau organisasisebagai salah
satu cara untuk menghindari terjadinya keguncangan dalam organisasi.
· Condution (kondisi) yaitu
kombinasi antara dua organisasi atau lebih dengan tujuan yang sama. Awalnya
dapat menimbulkan keadaan yang tidak stabil, dikarenakan perbedaan struktur.
Namun, tujuan utamanya untuk mencapai tujuan bersama, sehingga terbentuklah
kerja sama.
· Joint-Venture (usaha
patungan) yaitu kerja sama dalam pengusaha proyek-proyek tertentu.
b. Akomodasi (suatu proses di
mana orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia yang mula-mula saling
bertentangan, kemudian saling mengadakan penyesuaian diri untuk mengatasi
ketegangan-ketegangan). Bentuk-bentuk akomidasi antara lain :
· Coercion adalah suatu bentuk
akomodasi yang prosesnya dilaksanakan oleh karena adanya paksaan.
· Compromise adalah suatu
bentuk akomodasi di mana pihak-pihak yang terlibat saling mengurangi
tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan yang ada[3].
BAB III
PENUTUP
2.1
Kesimpulan
Dari
paparan makalah di atas dapat di simpulkan bahwa “Manusia Sebagai
Makhluk Individu, Sosial dan Kepentingannya Serta Interaksi Sosial” adalah untuk:
1.
Mengetahui karakteristik yang khas dari
seseorang. Setiap manusia memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri, tidak ada
manusia yang persis sama. Dari sekian banyak manusia, ternyata masing-masing
memiliki keunikan tersendiri.
2.
Makhluk individu membutuhkan Lingkungan sosial,
merujuk pada lingkungan di mana seorang individu melakukan interaksi sosial.
Kita melakukan interaksi sosial dengan anggota keluarga, dengan teman, dan
kelompok sosial yang lebih besar.
3.
Terpenuhinya kebutuhan jasmaniah, manusia juga
hidup bersama dalam memenuhi kebutuhan rohani.
4.
Terbentuknya konsep diri (jati diri) seorang individu.
1.2
Saran
Adapun saran untuk penulis dan
pembaca makalah ini, yaitu:
1. Membaca
lebih banyak lagi tentang Buku-buku yang membahas tentang Sejarah, Definisi,
Tujuan, Fungsi serta Jenis Akuntansi.
2. Mengikuti
kajian yang mendalam tentang Topik ini.
3. Mencari
informasi yang terpercaya baik itu dari Media Cetak serta Media Elektronik.
[1] https://mahasiswaindonesia.id/hakikat-manusia-sebagai-individu-dan-makhluk-sosial/
(Di akses 06 april 2025).
[2] Dr.H.Aep
Saepulloh, M.Si, dkk. 2021, Imu Sosial Budaya Dasar , BATIC Press
Bandung,hal 53 s/d 57
[3] Interaksi
Sosial dan Dinamika Sosial serta Penjelasannya - Muttaqin id (di Akses 05
Mei 2025).
Post a Comment for "Makalah "Manusia Sebagai Makhluk Individu, Sosial dan Kepentingannya Serta Interaksi Sosial - Ilmu Budaya Dasar" - Akmal - #mpi24"