Makalah "Manusia Sebagai Makhluk Individu, Sosial dan Kepentingannya Serta Interaksi Sosial - Ilmu Budaya Dasar" - Akmal - #mpi24

MAKALAH

ILMU BUDAYA DASAR

 

Tentang

Manusia Sebagai Makhluk Individu, Sosial dan Kepentingannya

Serta Interaksi Sosial

 


Dosen Pengampu: Kurnia Jamil, M.Pd

 

Disusun Oleh:

Akmal


 

 

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL-WASHLIYAH

ACEH TENGAH

 

2025

KATA PENGANTAR

 

Assalamualaikum Wr.Wb

 

Puji Syukur kita ucapkan Kehadirat Allah S.W.T dengan ucapan Alhamdulillahi Rabbil Alamin. Yang mana Allah telah memberikan kesahatan, kelapangan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Manusia Sebagai Makhluk Individu, Sosial dan Kepentingannya Serta Interaksi Sosial”. 

 

Shalawat beserta salam juga tidak lupa kita kirimkan kepada Nabiyullah Muhammad S.A.W  dengan Ucapan Allahumma Shalli ala Muhammad wa Ala ali Muhammad. Yang mana beliau telah membawa kita dari alam jahiliyah ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.

 

Makalah ini memuat tentang Pendahuluan, Pembahasan, Penutup dan Daftar Pustaka. Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Ilmu Budaya Dasar.

 

Kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang berperan penuh dalam penyusunan makalah ini. Dengan menggunakan makalah ini semoga kegiatan belajar dalam memahami materi ini dapat menambah wawasan pengetahuan.

 

Kami sadar dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka kami sangat mengharapkan masukan dan kritikan yang membangun untuk kesempurnaan makalah dimasa akan dating. Mohon maaf jika ada kesalahan mulai dari penulisan, bahasa maupun kutipan-kutipan yang kurang berkenan. Semoga makalah ini dapat bermamfaat bagi kita semua.

 

                                                                                                            Takengon, 20  April 2025

 

 

                                                                                                                           Akmal

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1  Latar Belakang

     Sebagai makhluk Individu dan juga sosial kita sangat di butuhkan berbagai macam cara dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, baik dari segi emosiaonal kita sebagai makhluk individu juga sosial. Di samping dari pada itu untuk membentuk karakter individu yang baik di perlukan berbagai ilmu dalam mempelajarinya sehingga terlahirlah sebuah individu yang dapat berinteraksi dengan masyarakat luas.

 

1.2  Rumusan Masalah

 

1.      Apa yang di maksud dengan Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Sosial?

2.      Apa Fungsi Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Sosial?

3.      Apa Saja Dinamika Interaksi Sosial?


1.3  Tujuan

 

1.      Mengetahui maksud dari Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Sosial.

2.      Mengetahui Fungsi Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Sosial.

3.      Mengetahui Dinamika Interaksi Sosial.

 

 

BAB II

PEMBAHASAN


2.1  Hakikat Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Sosial

1. Hakikat Manusia

     Hakikat manusia adalah seperangkat gagasan atau konsep yang mendasar tentang manusia dan makna eksistensi manusia di dunia. Pengertian hakikat manusia berkenaan dengan “prinsip adanya” (principe de’etre) manusia. Dengan kata lain, pengertian hakikat manusia adalah seperangkat gagasan tentang “sesuatu yang olehnya” manusia memiliki karakteristik khas yang memiliki sesuatu martabat khusus” (Louis Leahy, 1985).

Aspek-aspek hakikat manusia, antara lain berkenaan dengan asal-usulnya (contoh: manusia sebagai makhluk Tuhan), struktur metafisikanya (contoh: manusia sebagai kesatuan badan-ruh), serta karakteristik dan makna eksistensi manusia di dunia (contoh: manusia sebagai makhluk individual, sebagai makhluk sosial, sebagai makhluk berbudaya, sebagai makhluk susila, dan sebagai makhluk beragama).

Dalam menelaah hakikat hidup dan kehidupan, telah berkembang berbagai teori tentang terjadinya kehidupan. Teori-teori itu meliputi teori generasi spontan, teori penciptaan khusus, teori kosmozoik, dan teori naturalistik (Storer, Usinger, 1957: 206 – 206).

1. Teori Generasi Spontan

Teori generasi spontan berkembang atas dasar “keyakinan” bahwa kehidupan secara berulang dan spontan berasal dari bahan-bahan tak hidup (from noliving materials by spontaneous generation). Secara spontan, tanpa sesuatu sebab apa pun, kehidupan tersebut terjadi.

Berdasarkan bukti percobaan-percobaan yang telah dilakukan, teori atau “keyakinan” tersebut sukar diterima. Dari percobaan yang telah dilakukan, dari bahan – bahan yang tak bernyawa sama sekali tidak dapat dihasilkan makhluk hidup.

2. Teori Penciptaan Khusus

Teori penciptaan khusus dilandasi oleh kepercayaan orang – orang primitive bahwa “hidup dan kehidupan diciptakan oleh kekuatan supernatural”. Penciptaan tersebut terjadi, baik hanya satu kali maupun berulang – ulang dengan interval tertentu melalui spesies yang terpisah – pisah. Kepercayaan atas penciptaan khusus ini hanya berkembang sangat terbatas pada kelompok orang yang pemikirannya masih sederhana.

3. Teori Kosmozoik

Menurut teori kosmozoik, protoplasma dalam bentuk unsur kehidupan yang sangat sederhana, “mungkin” telah sampai ke planet bumi secara kebetulan berasal dari sumber di alam raya atau ruang angkasa. Dari peristiwa ini, berkembaglah kehidupan di muka bumi ini.

4. Teori Naturalistik

Menurut teori naturalistic, secara bertahap kehidupan itu terjadi setelah suasana lingkungan membentuk habitat dengan segala unsurnya. Kemudian, makhluk hidup secara bertahap pula, dan berkesinambungan berkembang mulai dari yang paling sederhana sampai ke yang paling kompleks – sempurna seperti yang kita saksikan dewasa ini.

 

2. Manusia sebagai Individu

     Manusia sebagai individu merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, memiliki perbedaan yang membuatnya unik dan memiliki otonomi. Manusia terdiri atas dua subsistem, yaitu subsistem jasmani dan subsistem rohani, yang tidak dapat dipisahkan.

     Secara biologis, manusia memiliki keutuhan fisik yang sama dengan makhluk hewan tingkat tinggi, tetapi secara psikologis, manusia sangat berbeda. Manusia dilengkapi dengan potensi psikologis yang unik yang berkembang dan dapat dikembangkan, menjadikannya unik di antara makhluk lainnya.

     Pada perjalanan hidup sampai umur kematangan tertentu, seorang manusia (individu) akan menjadi pribadi, yaitu individu yang dilengkapi kepribadian.

     Kepribadian adalah keseluruhan perilaku individu yang merupakan hasil interaksi antara potensi-potensi biopsikofisikal (fisik dan psikis) sejak lahir dengan rangkaian situasi lingkungan, yang terungkap pada tindakan dan perbuatan serta reaksi mental psikologisnya, jika mendapat rangsangan dari lingkungan.

     Seorang individu merupakan hasil dari perpaduan antara faktor genotipe dan fenotipe. Faktor genotipe mencakup warisan genetik yang dimiliki individu sejak lahir, sementara fenotipe mencakup sifat, karakter, atau kualitas yang dipengaruhi oleh lingkungan, baik itu lingkungan sosial dan budaya maupun lingkungan alam. Sebagai individu, manusia adalah kesatuan yang tidak dapat dipisahkan antara aspek fisik dan rohaninya.

     Setiap manusia memiliki perbedaan yang membuatnya unik, mulai dari postur tubuh, kemampuan berpikir, minat dan bakat, hingga dunianya dan cita-citanya. Setiap individu memiliki pengalaman hidupnya sendiri dan tujuan hidup yang unik pula.


3. Manusia sebagai Makhluk Sosial

Kata sosial berasal dari bahasa inggris yaitu society asal kata socius yang berarti kawan. Selanjutnya yang dimaksud dengan sosial adalah segala sesuatu mengenai masyarakat dan kemasyarakatan.

Sedangkan, menurut Soedjono Soekanto, sosial adalah himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama karena saling berhubungan di antara mereka secara timbal balik dan saling mempengaruhi.

Dalam keluarga, terjadi proses “sosialisasi” yaitu proses pengintegrasian individu ke dalam kelompok sebagai anggota kelompok yang memberikan landasan sebagai makhluk social.

Keluarga merupakan “Lembaga Pendidikan” bagi individu yang membawanya ke dalam suasana yang makin mandiri. Keluarga merupakan lembaga yang sangat bermakna dalam menciptakan serta membina individu menjadi makhluk sosial.

Setiap individu berada dalam konteks sosial yang dikenal sebagai masyarakat. Masyarakat adalah sekelompok manusia yang terhubung satu sama lain, memiliki kesinambungan yang relatif lama, dan didasarkan pada perhatian dan tujuan bersama.

Baik sebagai individu maupun sebagai bagian dari masyarakat, manusia diharapkan memiliki semangat “kewiraan” yang mencakup keberanian, kejujuran, disiplin, dan tanggung jawab[1].

 

2.2 Fungsi dan Peran Manusia sebagai Makhluk Individu dan Sosial

     Dalam Buku yang di tulis oleh Dr.H.Aep Saipulloh, M.Si dkk yang berjudul Ilmu Sosial Budaya Dasar “Dasar-dasar pengetahuan sosial dan Konsep-konsep Budaya” pada halaman 53 s/d 57 menjelaskan sebagai berikut:


1. Fungsi Manusia sebagai Makhluk individu

     Manusia sebagai mahkluk individu mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. Mengetahui karakteristik yang khas dari seseorang. Setiap manusia memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri, tidak ada manusia yang persis sama. Dari sekian banyak manusia, ternyata masing-masing memiliki keunikan tersendiri.

b. Makhluk individu membutuhkan Lingkungan sosial, merujuk pada lingkungan di mana seorang individu melakukan interaksi sosial. Kita melakukan interaksi sosial dengan anggota keluarga, dengan teman, dan kelompok sosial yang lebih besar.

c. Menempatkan dirinya sendiri pada segala situasi serta aspek dalam kehidupan mereka.

d. Makhluk individu mampu menyeimbangkan dan menyelaraskan antara diri mereka sendiri dengan lingkungan sekitar. Adakalanya makhluk individu mempunyai privasi masing-masing dalam kehidupan mereka, sehingga makhluk individu tidak luput dengan sesuatu yg berlebihan (seperti sombong, tidak suka bergaul, egois, bahkan ada juga yang menganggap mereka tidak peduli dengan apa yang terjadi disekitar. Oleh karena itu, makhluk individu bisa atau mampu menyeimbangkan masalah-masalah yang dihadapi dalam bermasyarakat dan mampu bagaimana cara makhluk individu bersikap dalam aspek kehidupan yang berbeda-beda sehingga kita dapat menempatkan diri pada situasi apapun yang akan kita hadapi

e. Menerapkan ilmu budaya dasar dalam kehidupan kita sebagai makhluk individu, yaitu peran ilmu budaya dasar dalam hati kecil kita,

pada saat kita dihadapkan pada pilihan-pilihan yang seringkali membimbangkan kita ini sangat penting dalam mengambil keputusan-keputusan dalam hidup kita.


2. Fungsi Manusia sebagai Makhluk Sosial

     Seorang individu dengan individu lain dalam perkembangan sosialnya merupakan satu komponen yang saling ketergantungan dan membutuhkan. Sehingga peran manusia sebagai makhluk sosial tersebut sangat menentukan komunikasi/interaksi yang terjadi di dalam masyarakat. Interaksi sosial tersebut merupakan hubungan timbal balik saling mempengaruhi antara individu, kelompok sosial, serta masyarakat. Selain itu, interaksi sosial merupakan proses di mana orang-orang yang berkomunikasi tersebut dapat saling mempengaruhi dalam pikiran maupun tindakan.

a. Terpenuhinya kebutuhan jasmaniah, manusia juga hidup bersama dalam memenuhi kebutuhan rohani.

     Secara kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, ia juga di anugrahi akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia. Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya.


b. Terbentuknya konsep diri (jati diri) seorang individu

     Manusia mempunyai perasaaan emosional yang ingin diungkapkan kepada orang lain dan mendapat tanggapan emosional dari orang lain pula. Manusia memerlukan pengertian, kasih sayang, harga diri pengakuan, dan berbagai rasa emosional lainnya. Tanggapan emosional tersebut hanya dapat diperoleh apabila manusia berhubungan dan berinteraksi dengan orang lain dalam suatu tatanan kehidupan bermasyarakat. Dalam proses interaksi, sering kali antar manusia mempunyai kecenderungan sosial untuk meniru orang lain dalam suatu proses interaksi sosial yang berguna untuk membentuk konsep diri (jati diri) manusia tersebut.

     Menurut Freud bahwa super-ego pribadi manusia sudah mulai dibentuk ketika ia berumur 5-6 tahun dan perkembangan super-ego tersebut berlangsung terus menerus selama ia hidup. Super-ego yang terdiri atas hati nurani, norma-norma, dan cita-cita pribadi itu tidak mungkin terbentuk dan berkembang tanpa manusia itu bergaul dengan manusia lainnya, sehingga sudah jelas bahwa tanpa pergaulan sosial itu manusia itu tidak dapat berkembang sebagai manusia seutuhnya. Cooley juga menjelaskan bahwa konsep diri (self-concept) seseorang berkembang melalui interaksinya dengan orang lain. Diri yang berkembang melalui interaksi dengan orang lain ini oleh Cooley diberi nama looking-glass self dimana terdapat tiga tahap di dalamnya. Tahap pertama seseorang mempunyai persepsi mengenai pandangan orang lain terhadapnya. Pada tahap berikut seseorang mempunyai persepsi mengenai penilaian orang lain terhadap penampilannya. Pada tahap ketiga seseorang mempunyai perasaan terhadap apa yang dirasakannya sebagai penilaian orang lain terhadapnya itu.

c. Pergaulan sosial dan silaturrahmi dapat menumbuhkan rasa indah dalam kehidupan serta menimbulkan suasana dinamis.

     Manusia memiliki tabiat suka kerjasama dan bersaing sekaligus. Jika dalam bekerjasama dan bersaing mereka berlaku fair (terbuka) maka harmoni sosial akan tercipta dan apabila mereka bersaing secara tidak fair (tertutup) maka konflik antar manusia bisa terjadi. Namun pada dasarnya, sebagai makhluk sosial manusia merindukan harmoni sosial (perdamaian) walaupun sering kali konflik selalu ada.

d. Berkembangnya perbuatan luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan serta kegotong royongan.

     Hidup dalam hubungan antaraksi dan interdependensi itu mengandung konsekuensi-konsekuensi sosial baik dalam arti positif maupun negatif. Keadaan positif dan negatif ini adalah perwujudan dari

nilai-nilai sekaligus watak manusia bahkan pertentangan yang diakibatkan oleh interaksi antarindividu. Tiap-tiap pribadi harus rela mengorbankan hak-hak pribadi demi kepentingan bersama, sehingga sangat dibutuhkan sikap dan suasana kekeluargaan serta gotong royong

e. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah masyarakat sehingga ia menjadi pribadi yang semakin baik.

     Dalam berhubungan dan berinteraksi, manusia memiliki sifat yang khas yang dapat menjadikannya lebih baik. Kegiatan mendidik merupakan salah satu sifat yang khas yang dimiliki oleh manusia. Imanuel Kant mengatakan, "manusia hanya dapat menjadi manusia karena pendidikan". Jadi jika manusia tidak dididik maka ia tidak akan menjadi manusia dalam arti yang sebenarnya. Hal ini telah terkenal luas dan dibenarkan oleh hasil penelitian terhadap anak terlantar, Hal tersebut memberi penekanan bahwa pendidikan memberikan kontribusi bagi pembentukan pribadi seseorang.


3. Perananan Manusia sebagai Makhluk Individu

     Berdasarkan sifat kodrat manusia sebagai individu, yang dapat diketahui bahwa manusia memilki harkat dan martabat yang mempunyai hak-hak dasar, dimana setiap manusiamemilik potensi diri yang khas, dan setiap manusia memiliki kepentingan untuk memenuhi kebutuhan dirinya

Sebagai makhluk individu manusia mengwujudkan hal-hal sebagai berikut: berperan untuk

a. Menjaga dan mempertahankan harkat dan martabatnya

b. Mengupaya terpenuhinya hak-hak dasarnya sebagai manusia

c. Merealisasikan segenap potensi diri baik sisi jasmani maupun rohani

d. Memenuhi kebutuhan dan kepentingan diri demi kesejahteraan hidupnya.

 

4. Peranan Manusia sebagai Makhluk Sosial

     Manusia sebagai pribadi adalah berhakikat sosial.Artinya akan senantiasa dan selalu berhubungan dengan orang lain. Sebagai makhluk sosial manusia terhadap norma-norma sosial yang tumbuh sebagai patokan dalam bertingkah laku manusia dalam kelompok, norma-norma yang dimaksud adalah sebagai berikut:

a. Norma agama atau religi, yaitu norma yang bersumber dan Tuhan untuk umat-Nya

b. Norma kesusilaan atau moral, yaitu yang bersumber ari hati nurani manusia untuk mengajakan kebaikan dan menjahui keburukan

c. Norma Kesopanan atau adat, yaitu yang bersumber dari masyarakat atau dari lingkungan masyarakat yang bersangkutan

d. Norma hukum, yaitu norma yang dibuat masyarakat secara resmi yang pemerlakuannya dapat dipaksa.

 

     Berdasarkan hal diatas maka manusia sebagai makhluk sosial memiliki implikasip-implikasi sebagai berikut.

a. Kesadaran akan ketidakberdayaan bila manusia seorang diri

b. Kesadaran untuk senatiasa dan harus berinteraksi dengan orang lain

c. Penghargaan akan hak-hak orang lain

d. Ketaatan terhadap norma-norma yang berlaku

 

Keberadaan manusia sebagai makhluk sosial menjadiakan manusia melakukan peran-peran sebagai berikut:

a.       Melakukan interaksi dengan manusia lain atau kelompok

b.      Membentuk kelompok-kelompok sosial

c.       Menciptakan norma-norma sisial sebagai pengaturan tata tertib kehidupan kelompok[2].

 

2.3 Dinamika Interaksi Sosial

A. Pengertian Interaksi Sosial dan Dinamika Sosial

     Interaksi sosial adalah hubungan dan pengaruh timbal balik antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok. Melalui interaksi akan terjadi perubahan-perubahan yang memungkinkan terbentuknya halhal baru sehingga dinamika masyarakat menjadi hidup dan dinamis.Oleh karena itu, interaksi sosial merupakan dasar terbentuknya dinamika sosial yang ada di masyarakat.

     Dinamika sosial diartikan sebagai keseluruhan perubahan dari seluruh komponen masyarakat dari waktu ke waktu.Keterkaitannya dengan interaksi adalah interaksi mendorong terbentuknya suatu gerak keseluruhan antara komponen masyarakat yang akhirnya menimbulkan perubahan-perubahan dalam masyarakat baik secara progresif ataupun retrogresif. Wujud konkret dari dinamika sosial antara lain perubahan jumlah penduduk, perubahan kualitas penduduk, perubahan struktur pemerintahan, perubahan mata pencaharian, perubahan komposisi penduduk, dan lain-lain.


B. Faktor-faktor Pendorong Interaksi sosial

     Secara umum, ada enam faktor yang mendorong terjadinya interaksi sosial, antara lain imitasi, sugesti, identifikasi, simpati, empati, dan motivasi. Keenam faktor pendorong tersebut akan kita bahas satu persatu.

1. Imitasi

Proses belajar seseorang dengan cara meniru atau mengikuti perilaku orang lain. Dalam hal ini bukan hanya sikap yang ditiru namun penampilan (performance), tingkah laku (behaviour), maupun gaya hidup (life style), bahkan apa saja yang dimiliki orang tersebut.

2. Sugesti

Pemberian pengaruh pandangan seseorang kepada orang lain dengan cara tertentu, sehingga orang tersebut mengikuti pandangan/ pengaruh tersebut tanpa berpikir panjang.

3. Identifikasi

kecenderungan atau keinginan-keinginan dalam diri seseorang untuk menyamakan dirinya dengan pihak lain. Identifikasi bersifat lebih mendalam daripada imitasi dan sugesti

4. Simpati

Proses di mana seseorang merasa tertarikkepada pihak lain. Di dalam proses ini perasaan seseorang memegangperanan yang sangat penting. Proses simpati akan dapat berkembangjika terdapat saling pengertian pada kedua belah pihak.

5. Empati

Rasa empati merupakan rasa haru ketika seseorang melihat orang lain mengalami sesuatu yang menarik perhatian. Empati merupakan kelanjutan rasa simpati yang berupa perbuatan nyata untuk mewujudkan rasa simpatinya.

6. Motivasi

Merupakan dorongan yang mendasari seseorang untuk melakukan perbuatan berdasarkan pertimbangan rasionalistis. Motivasi dalam diri seseorang dapat muncul disebabkan faktor atau pengaruh dari orang lain sehingga individu melakukan kontak dengan orang lain.

 

C.  Syarat-syarat terjadinya interaksi sosial

     Ada dua syarat yang harus dipenuhi bila suatu peristiwa dinamakan sebagai interaksi sosial. Syarat tersebut yaitu adanya kontak sosial dan komunikasi sosial.

1. Kontak sosial

     Kontak merupakan tahap permulaan dari terjadinya interaksi sosial. Kontak sosla dapat diartiken sebagai proses pertemuan. Kontak sosial dibagi dalam 3 bentuk.

a. antara orang-perorangan,

b. antara orang-perorangan dengan suatu kelompok manusia atau sebaliknya,

c. antara suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia lainnya.

     Kontak Sosial dapat bersifat primer dan sekunder.

a. Kontak Sosial Primer adalah kontak yang dilakukan dengan mengadakan hubungan langsung. Contohnya kontak sosial primer adalah tersenyum, berjabat tangan, dan bertatap muka.

b. Kontak Sosial Sekunder adalah kontak sosial yang dilakukan melalui perantara atau penghubung.  Kontak Sekunder terdiri atas kontak sekunder langsung dan kontak sekunder tidak langsung

· Kontak Sekunder Langsung, yaitu kontak yang dilakukan dengan bantuan alat tertentu, seperti telepon, televisi, dan surat.

· Kontak Sekunder Tidak Langsung yaitu, kontak yang dilakukan dengan bantuan pihak lain atau orang ketiga. Misalnya, Agus menitip Salam kepada antik melalui perantara Anik.

2. Komunikasi

Komunikasi terjadi kalau seseorang memberi arti pada perlakuan orang lain dengan menyampaikan suatu perasaan. Orang yang bersangkutan lalu menerima dan memberi reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Pentingnya kontak dan komunikasi, yaitu untuk terwujudnya interaksi sosial dan dapat diuj iterhadap suatu kehidupan terasing (isolation). Adanya kehidupan terasing yang sempurna terjadi, kalau ditandai dengan ketidakmampuan untuk mengadakan interaksi sosial dengan pihak-pihak lain.

D. Perubahan Sosial sebagai Pendorong Dinamika Kehidupan Sosial

Menurut Selo Soemardjan (1974), perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat yang memengaruhi sistem sosialnya termasuk nilai, sikap-sikap dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.

Perubahan-perubahan sosial dapat bersifat progress dan regress. Progress merupakan perubahan sosial yang membawa kemajuan terhadap masyarakat di mana kesejahteraan masyarakat meningkat. Perubahan yang bersifat progress dapat berupa planned progress serta unplanned progress. Planned progress berarti kemajuan yang sengaja direncanakan dan dilakukan oleh masyarakat. Misalnya, program KB, program listrik masuk desa, program intensifikasi pertanian, pembangunan jalur transportasi, perluasan jaringan telekomunikasi, dan lainlain. Sedangkan unplanned progress menunjuk pada adanya kemajuan yang tidak direncanakan sebelumnya oleh masyarakat. Misalnya, meningkatnya kesuburan lahan pertanian karena lava yang dimuntahkan gunung berapi saat meletus.

Adapun perubahan sosial yang bersifat regress adalah perubahan sosial yang membawa kemunduran terhadap masyarakat. Misalnya peperangan, pemberontakan, konflik yang menimbulkan jatuhnya korban jiwa


E. Faktor-Faktor Penyebab Perubahan Sosial

     Faktor-faktor penyebab perubahan sosial dibadi menjadi dua, yaitu faktor yang berasal dari dalam (endogen), dan faktor yang berasal dari luar (eksogen). Kedua faktor ini sangat mempengaruhi terjadinya perubahan sosial di masyarakat.

a. Faktor-Faktor Endogen, merupakan faktor-faktor yang berasal dari dalam masyarakat, meliputi :

· Bertambah dan Berkurangnya Jumlah Penduduk

· Penemuan-Penemuan Baru (Inovasi)

· Konflik dalam Masyarakat Revolusi


b. Faktor-faktor eksogen, merupakan faktor-faktor yang berasal dariluar masyarakat yang bisa mendorong terjadinya perubahan sosial. Faktor-faktor tersebut antara lain:

· Pengaruh Kebudayaan Masyarakat Lain

· Peperangan

· Kondisi Alam yang Berubah

 

F. Bentuk-bentuk interaksi sosial

Bentuk-bentuk interaksi sosial berdasarkan arah hubungannya di bagi menjadi dua, yaitu yang mengarah pada keteratudan (asosiatif) dan yang mengarah pada perpecahan (disosiatif)

 

1. Proses asosiatif (pola interaksi yang mampu membentuk keteraturan sosial)

a. Kerja sama (cooperation), yaitu suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama. Sehubungan dengan pelaksanaannya, terdapat empat bentuk kerja sama, yaitu:

· Bergaining (tawar-menawar) yaitu pelaksanaanperjanjian mengenai pertukaran barang dan jasaantara dua organisasi atau lebih.

· Cooptation (kooptasi) yaitu proses penerimaan.Unsur-unsur baru oleh pemimpin atau organisasisebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya keguncangan dalam organisasi.

· Condution (kondisi) yaitu kombinasi antara dua organisasi atau lebih dengan tujuan yang sama. Awalnya dapat menimbulkan keadaan yang tidak stabil, dikarenakan perbedaan struktur. Namun, tujuan utamanya untuk mencapai tujuan bersama, sehingga terbentuklah kerja sama.

· Joint-Venture (usaha patungan) yaitu kerja sama dalam pengusaha proyek-proyek tertentu.

 

b. Akomodasi (suatu proses di mana orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia yang mula-mula saling bertentangan, kemudian saling mengadakan penyesuaian diri untuk mengatasi ketegangan-ketegangan). Bentuk-bentuk akomidasi antara lain :

· Coercion adalah suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan oleh karena adanya paksaan.

· Compromise adalah suatu bentuk akomodasi di mana pihak-pihak yang terlibat saling mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan yang ada[3].

 

BAB III

PENUTUP

 

2.1    Kesimpulan

 

       Dari paparan makalah di atas dapat di simpulkan bahwa Manusia Sebagai Makhluk Individu, Sosial dan Kepentingannya Serta Interaksi Sosial adalah untuk:

1.      Mengetahui karakteristik yang khas dari seseorang. Setiap manusia memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri, tidak ada manusia yang persis sama. Dari sekian banyak manusia, ternyata masing-masing memiliki keunikan tersendiri.

2.      Makhluk individu membutuhkan Lingkungan sosial, merujuk pada lingkungan di mana seorang individu melakukan interaksi sosial. Kita melakukan interaksi sosial dengan anggota keluarga, dengan teman, dan kelompok sosial yang lebih besar.

3.      Terpenuhinya kebutuhan jasmaniah, manusia juga hidup bersama dalam memenuhi kebutuhan rohani.

4.      Terbentuknya konsep diri (jati diri) seorang individu.

 

1.2    Saran

 

Adapun saran untuk penulis dan pembaca makalah ini, yaitu:

1.      Membaca lebih banyak lagi tentang Buku-buku yang membahas tentang Sejarah, Definisi, Tujuan, Fungsi serta Jenis Akuntansi.

2.      Mengikuti kajian yang mendalam tentang Topik ini.

3.      Mencari informasi yang terpercaya baik itu dari Media Cetak serta Media Elektronik.

 



[2] Dr.H.Aep Saepulloh, M.Si, dkk. 2021, Imu Sosial Budaya Dasar , BATIC Press Bandung,hal 53 s/d 57

Post a Comment for "Makalah "Manusia Sebagai Makhluk Individu, Sosial dan Kepentingannya Serta Interaksi Sosial - Ilmu Budaya Dasar" - Akmal - #mpi24"