Makalah "Malin Kundang Si Anak Durhaka - Sejarah Peradaban Islam" - Akmal #MPI24
MAKALAH
SEJARAH PERADABAN ISLAM
TENTANG
KISAH MALIN KUNDANG
SI ANAK DURHAKA
Dosen Pengampu:
Jerohdi Tensaran, MM
Disusun Oleh:
Akmal
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL-WASHLIYAH
ACEH TENGAH
2024
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Puji Syukur kita ucapkan Kehadirat Allah S.W.T dengan ucapan Alhamdulillahi Rabbil Alamin. Yang mana Allah telah memberikan kesahatan, kelapangan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Kisah Malin Kundang Si Anak Durhaka”.
Shalawat beserta salam juga tidak lupa kita kirimkan kepada Nabiyullah Muhammad S.A.W dengan Ucapan Allahumma Shalli ala Muhammad wa Ala ali Muhammad. Yang mana beliau telah membawa kita dari alam jahiliyah ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Makalah ini memuat tentang Pendahuluan, Pembahasan, Penutup dan Daftar Pustaka. Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Sejarah Peradaban Islam.
Kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang berperan penuh dalam penyusunan makalah ini. Dengan menggunakan makalah ini semoga kegiatan belajar dalam memahami materi ini dapat menambah wawasan pengetahuan.
Kami sadar dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, maka kami sangat mengharapkan masukan dan kritikan yang membangun untuk kesempurnaan makalah dimasa akan dating. Mohon maaf jika ada kesalahan mulai dari penulisan, bahasa maupun kutipan-kutipan yang kurang berkenan. Semoga makalah ini dapat bermamfaat bagi kita semua.
Takengon, Oktober 2024
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di dalam kehidupan kita sehari-hari sering sekali kita mendengar kan berbagai kisah maupun sejarah yang di ungkapkan oleh berbagai tokoh atau pun ahli sejarah, mengenai suatu kejadian ataupun hal yang terjadi di masa lalu yang bertujuan untuk kita ketahui agar menjadi pedoman ataupun pelajaran untuk kita saat ini dan masa yang akan mendatang.
Adapun kisah ataupun sejarah tersebut ada yang berbentuk peringatan, atau pun nasehat .
Adapun kisah maupun sejarah ini juga terdapat di berbagai Negara di seluruh penjuru dunia, bahkan Indonesia. Di negara Indonesia banyak sekali kisah maupun sejarah di masa lalu yang patut kita gali dan pelajari sebagai peringatan ataupun amanah untuk kita yang hidup di zaman ini.
Saat ini mempelajari sejarah juga sangat mudah kita temukan di berbagai media baik itu media elektonik maupun media cetak. Di samping itu penyampaiannya pun juga sangat menarik dan menyenangkan bagi kita dalam memahami maupun menggali infrormasi yang di sampaikan.
Adapun makalah ini akan membahas kisah anak durhaka Malin Kundang si Anak Durhaka. Kisah Malin Kundang adalah salah satu dongeng klasik Indonesia yang berasal dari Sumatra Barat. Cerita ini telah turun-temurun diceritakan dari generasi ke generasi dan menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya Indonesia. Meskipun tidak ada catatan sejarah yang pasti mengenai asal-usul cerita ini, namun cerita Malin Kundang telah menjadi simbol dari akibat buruk dari sikap durhaka terhadap orang tua.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat di rumuskan sebagai berikut:
1. Apa Definisi Sejarah?
2. Apa Definisi Sejarah Menurut Para Ahli?
3. Ceritakan Kisah Malin Kundang si Anak Durhaka?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Definisi dari Sejarah.
2. Untuk mengetahui Definisi Sejarah Menurut Para Ahli.
3. Untuk mengetahui Cerita Kisah Malin Kundang.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Sejarah
Kata sejarah secara harafiah berasal dari kata Arab (شجرة, šajaratun) yang artinya pohon. Dalam bahasa Arab sendiri, sejarah disebut tarikh (تاريخ). Adapun kata tarikh dalam bahasa Indonesia artinya kurang lebih adalah waktu atau penanggalan. Kata sejarah lebih dekat pada bahasa Yunani yaitu historia yang berarti ilmu atau orang pandai. Kemudian dalam bahasa Inggris menjadi history, yang berarti masa lalu manusia. Kata lain yang mendekati acuan tersebut adalah Geschichte yang berarti sudah terjadi.
Dalam istilah bahasa-bahasa Eropa, asal-muasal istilah sejarah dipakai dalam literatur bahasa Indonesia itu terdapat beberapa variasi, meskipun begitu, banyak yang mengakui bahwa istilah sejarah berasal-muasal,dalam bahasa Yunani historia. Dalam bahasa Inggris dikenal dengan history, bahasa Prancis historie, bahasa Italia storia, bahasa Jerman geschichte, yang berarti yang terjadi, dan bahasa Belanda dikenal gescheiedenis.
2.2 Definisi Sejarah Menurut Para Ahli
A. Patrick Gardiner
Sejarah adalah ilmu yang mempelajari apa yang telah diperbuat oleh manusia.[1]
B. J.V. Bryce
Sejarah adalah catatan dari apa yang telah dipikirkan, dikatakan, dan diperbuat oleh manusia.
C. Ibnu Khaldun (1332–1406)
Sejarah didefinisikan sebagai catatan tentang masyarakat umum manusia atau peradaban manusia yang terjadi pada watak/sifat masyarakat itu.[2]
D. Sartono Kartodirdjo
Sejarah merupakan cerita tentang sebuah kejadian dengan membuat kembali peristiwa tersebut secara verbal.
2.3 Sejarah Malin Kundang
Pada zaman dahulu di sebuah perkampungan nelayan Pantai Air Manis di daerah Padang, Sumatera Barat hiduplah seorang janda bernama Mande Rubayah bersama seorang anak laki-lakinya yang bernama Malin Kundang. Mande Rubayah amat menyayangi dan memanjakan Malin Kundang. Malin adalah seorang anak yang rajin dan penurut.
Mande Rubayah sudah tua, ia hanya mampu bekerja sebagai penjual kue untuk mencupi kebutuhan ia dan anak tunggalnya. Suatu hari, Malin jatuh-sakit. Sakit yang amat keras, nyawanya hampir melayang namun akhirnya ia dapat diseiamatkan-berkat usaha keras ibunya. Setelah sembuh dari sakitnya ia semakin disayang. Mereka adalah ibu dan anak yang saling menyayangi. Kini, Malin sudah dewasa ia meminta izin kepada ibunya untuk pergi merantau ke kota, karena saat itu sedang ada kapal besar merapat di Pantai Air Manis.
“Jangan Malin, ibu takut terjadi sesuatu denganmu di tanah rantau sana. Menetaplah saja di sini, temani ibu,” ucap ibunya sedih setelah mendengar keinginan Malin yang ingin merantau.
“Ibu tenanglah, tidak akan terjadi apa-apa denganku,” kata Malin sambil menggenggam tangan ibunya. “Ini kesempatan Bu, kerena belum tentu setahun sekali ada kapal besar merapat di pantai ini. Aku ingin mengubah nasib kita Bu, izinkanlah” pinta Malin memohon.
“Baiklah, ibu izinkan. Cepatlah kembali, ibu akan selalu menunggumu Nak,” kata ibunya sambil menangis. Meski dengan berat hati akhirnya Mande Rubayah mengizinkan anaknya pergi. Kemudian Malin dibekali dengan nasi berbungkus daun pisang sebanyak tujuh bungkus, “Untuk bekalmu di perjalanan,” katanya sambil menyerahkannya pada Malin. Setelah itu berangkatiah Malin Kundang ke tanah rantau meninggalkan ibunya sendirian.
Hari-hari terus berlalu, hari yang terasa lambat bagi Mande Rubayah. Setiap pagi dan sore Mande Rubayah memandang ke laut, “Sudah sampai manakah kamu berlayar Nak?” tanyanya dalam hati sambil terus memandang laut. la selalu mendo’akan anaknya agar selalu selamat dan cepat kembali.
Beberapa waktu kemudian jika ada kapal yang datang merapat ia selalu menanyakan kabar tentang anaknya. “Apakah kalian melihat anakku, Malin? Apakah dia baik-baik saja? Kapan ia pulang?” tanyanya. Namun setiap ia bertanya pada awak kapal atau nahkoda tidak pernah mendapatkan jawaban. Malin tidak pernah menitipkan barang atau pesan apapun kepada ibunya.
Bertahun-tahun Mande Rubayah terus bertanya namun tak pernah ada jawaban hingga tubuhnya semakin tua, kini ia jalannya mulai terbungkuk-bungkuk. Pada suatu hari Mande Rubayah mendapat kabar dari nakhoda dulu membawa Malin, nahkoda itu memberi kabar bahagia pada Mande Rubayah.
“Mande, tahukah kau, anakmu kini telah menikah dengan gadis cantik, putri seorang bangsawan yang sangat kaya raya,” ucapnya saat itu.
Mande Rubayah amat gembira mendengar hal itu, ia selalu berdoa agar anaknya selamat dan segera kembali menjenguknya, sinar keceriaan mulai mengampirinya kembali. Namun hingga berbulan-bulan semenjak ia menerima kabar Malin dari nahkoda itu, Malin tak kunjung kembali untuk menengoknya.
“Malin cepatlah pulang kemari Nak, ibu sudah tua Malin, kapan kau pulang…,” rintihnya pilu setiap malam. Ia yakin anaknya pasti datang. Benar saja tak berapa lama kemudian di suatu hari yang cerah dari kejauhan tampak sebuah kapal yang megah nan indah berlayar menuju pantai. Orang kampung berkumpul, mereka mengira kapal itu milik seorang sultan atau seorang pangeran. Mereka menyambutnya dengan gembira.
Ketika kapal itu mulai merapat, terlihat sepasang anak muda berdiri di anjungan. Pakaian mereka berkiiauan terkena sinar matahari. Wajah mereka cerah dihiasi senyum karena bahagia disambut dengan meriah. Mande Rubayah juga ikut berdesakan mendekati kapal. Jantungnya berdebar keras saat melihat lelaki muda yang berada di kapal itu, ia sangat yakin sekali bahwa lelaki muda itu adalah anaknya, Malin Kundang. Belum sempat para sesepuh kampung menyambut, Ibu Malin terlebih dahulu menghampiri Malin. la langsung memeluknya erat, ia takut kehilangan anaknya lagi.
“Malin, anakku. Kau benar anakku kan?” katanya menahan isak tangis karena gembira, “Mengapa begitu lamanya kau tidak memberi kabar?”
Malin terkejut karena dipeluk wanita tua renta yang berpakaian compang—camping itu. Ia tak percaya bahwa wanita itu adalah ibunya. Sebelum dia sempat berpikir berbicara, istrinya yang cantik itu meludah sambil berkata, “Wanita jelek inikah ibumu? Mengapa dahulu kau bohong padaku!” ucapnya sinis, “Bukankah dulu kau katakan bahwa ibumu adalah seorang bangsawan yang sederajat denganku?!”
Mendengar kata-kata pedas istrinya, Malin Kundang langsung mendorong ibunya hingga terguling ke pasir, “Wanita gila! Aku bukan anakmu!” ucapnya kasar.
Mande Rubayah tidak percaya akan perilaku anaknya, ia jatuh terduduk sambil berkata, “Malin, Malin, anakku. Aku ini ibumu, Nak! Mengapa kau jadi seperti ini Nak?!” Malin Kundang tidak memperdulikan perkataan ibunya. Dia tidak akan mengakui ibunya. la malu kepada istrinya. Melihat wanita itu beringsut hendak memeluk kakinya, Malin menendangnya sambil berkata, “Hai, wanita gila! lbuku tidak seperti engkau! Melarat dan kotor!” Wanita tua itu terkapar di pasir, menangis, dan sakit hati.
Orang-orang yang meilhatnya ikut terpana dan kemudian pulang ke rumah masing-masing. Mande Rubayah pingsan dan terbaring sendiri. Ketika ia sadar, Pantai Air Manis sudah sepi. Dilihatnya kapal Malin semakin menjauh. Ia tak menyangka Malin yang dulu disayangi tega berbuat demikian. Hatinya perih dan sakit, lalu tangannya ditengadahkannya ke langit. Ia kemudian berdoa dengan hatinya yang pilu, “Ya, Tuhan, kalau memang dia bukan anakku, aku maafhan perbuatannya tadi. Tapi kalau memang dia benar anakku yang bernama Malin Kundang, aku mohon keadilanmu, Ya Tuhan!” ucapnya pilu sambil menangis. Tak lama kemudian cuaca di tengah laut yang tadinya cerah, mendadak berubah menjadi gelap. Hujan tiba-tiba turun dengan teramat lebatnya. Tiba-tiba datanglah badai besar, menghantam kapal Malin Kundang. Laiu sambaran petir yang menggelegar. Saat itu juga kapal hancur berkeping- keping. Kemudian terbawa ombak hingga ke pantai.
Esoknya saat matahari pagi muncul di ufuk timur, badai telah reda. Di kaki bukit terlihat kepingan kapal yang telah menjadi batu. Itulah kapal Malin Kundang! Tampak sebongkah batu yang menyerupai tubuh manusia. Itulah tubuh Malin Kundang anak durhaka yang kena kutuk ibunya menjadi batu karena telah durhaka. Disela-sela batu itu berenang-renang ikan teri, ikan belanak, dan ikan tengiri. Konon, ikan itu berasal dari serpihan tubuh sang istri yang terus mencari Malin Kundang.
Sampai sekarang jika ada ombak besar menghantam batu-batu yang mirip kapal dan manusia itu, terdengar bunyi seperti lolongan jeritan manusia, terkadang bunyinya seperti orang meratap menyesali diri, “Ampun, Bu…! Ampuun!” konon itulah suara si Malin Kundang, anak yang durhaka pada ibunya.
SELESAI…..
BAB III
PENUTUP
3.1 Nilai Budaya dan Pesan Moral
A. Nilai-nilai Budaya
Kisah Malin Kundang banyak mengandung nilai-nilai budaya yang sangat dihargai dalam masyarakat Indonesia, seperti:
Bakti kepada orang tua
Ini adalah nilai utama yang ditekankan dalam cerita. Malin Kundang dianggap durhaka karena mengingkari ibunya dan menolak mengakui asal-usulnya.
Kerja keras
Malin Kundang digambarkan sebagai pemuda yang rajin dan pekerja keras. Namun, kesuksesannya justru membuatnya lupa diri dan menyia-nyiakan jasa ibunya.
Keadilan
Kutukan yang dialami Malin Kundang menjadi simbol dari keadilan yang berlaku di dunia. Kebaikan akan mendapat balasan kebaikan, sedangkan kejahatan akan mendapat balasan kejahatan.
B. Pesan Moral
Kisah Malin Kundang memberikan pesan moral yang sangat kuat tentang pentingnya:
o Menghormati orang tua
Anak harus selalu menghormati dan berbakti kepada orang tua, apapun kondisinya.
o Tidak melupakan asal-usul: Meskipun telah mencapai kesuksesan, seseorang tidak boleh melupakan asal-usulnya dan jasa orang-orang yang telah mem-bantunya.
o Menghargai apa yang sudah dimiliki: Kebahagiaan sejati tidak hanya terletak pada kekayaan materi, tetapi juga pada hubungan yang harmonis dengan keluarga dan orang-orang di sekitar kita.
3.2 Kesimpulan
Kisah Malin Kundang adalah sebuah cerita rakyat yang kaya akan makna dan nilai-nilai luhur. Meskipun cerita ini bersifat fiktif, namun pesan moral yang terkandung di dalamnya sangat relevan dengan kehidupan manusia. Dengan memahami latar belakang dan pesan moral dari kisah ini, kita dapat lebih menghargai pentingnya hubungan keluarga dan nilai-nilai kemanusiaan.
Kisah Malin Kundang Juga telah menjadi bagian dari budaya Indonesia dan sering digunakan sebagai contoh untuk mendidik anak-anak tentang pentingnya nilai-nilai moral. Cerita ini juga sering diangkat dalam berbagai bentuk seni, seperti film, lagu, dan pertunjukan teater.
3.3 Saran
Indonesia memiliki banyak kisah menarik yang perlu di kaji dan di pelajari. Untuk itu di butuhkan kerajinan kita untuk membaca atau mendengarkan kisah tersebut agar menambah wawasan kita dalam belajar sejarah.
DAFTAR PUSTAKA
Patrick Gardiner (1958). The Nature of Historical Explanation. Oxford: Oxford University Press. hlm. 119.
Charles Issawi (1964). An Arab Philosophy of History: Selections from the Prolegomena of Ibn Khaldun of Tunis. Oxford: Oxford University Press. hlm. 36.
Humaira, Natasya. "10 Pengertian Sejarah Menurut Para Ahli, Apa Saja?". detikedu.
https://dongengceritarakyat.com/cerita-dongeng-malin-kundang-cerita-rakyat-sumbar/#:~:text=Cerita%20dongeng%20Malin%20Kundang%20merupakan%20cerpen%20cerita%20rakyat%20yang%20berasal (Di Akses tanggal Oktober 2024).
[1] Patrick Gardiner (1958). The Nature of Historical Explanation. Oxford: Oxford University Press. hlm. 119.
[2] Charles Issawi (1964). An Arab Philosophy of History: Selections from the Prolegomena of Ibn Khaldun of Tunis. Oxford: Oxford University Press. hlm. 36.
[3] Humaira, Natasya. "10 Pengertian Sejarah Menurut Para Ahli, Apa Saja?". detikedu.
Post a Comment for "Makalah "Malin Kundang Si Anak Durhaka - Sejarah Peradaban Islam" - Akmal #MPI24"